hoam. company- line,ig : alrasyid.sbyg
0

Motivasi Untuk Meraih Sesuatu

hi~

Motivasi untuk Meraih Sesuatu perhatian terhadap motivasi di sekolah telah dipengaruhi oleh perspektif kognitif.

Motivasi Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik.

Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Perspektif behavioral menekankan arti penting dari motivasi ekstrinsik dalam prestasi.

Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Pendekatan kognitif dan humanistis lebih menekankan pada arti penting dari motivasi intrinsik dalam prestasi. Dua jenis motivasi intrinsik yakni; Motivasi intrinsik dari determinasi diri dan pilihan personal; Motivasi intrinsik dari pengalaman optimal.
  • Determinasi Diri dan Pilihan Personal pada pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.
  • Pengalaman Optimal Mihaly menggunakan istilah flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. Pengalaman optimal terjadi ketika seseorang mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas, lalu terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tapi tidak terlalu mudah.  Flow paling mungkin terjadi ketika murid diarea dimana murid diberi tantangan dan menganggap mereka diri mereka punya keahlian yang tinggi.
  • Imbalan Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik imbalan eksternal dapat berguna untuk mngubah perilaku. Akn tetapi, dalam beberapa situasi imbalan atau hadiah dapat melemahkan pembelajaran. Dua kegunaan hadiah dikelas adalah; Sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas; Mengandung informasi tentang penguasaan keahlian. Penting untuk mengkaji adakah kandungan informasi kompetensi di dalam hadiah. Jika hadiah dikaitkan dengan kompetensi, maka hadiah bisa menaikkan motivasi dan minat. Jika tidak, maka justru akan melemahkan motivasi ketika hadiah tak diberikan lagi.
  • Pergeseran Developmental dalam Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik pergeseran terjadi ketika murid naik ke kelas yang lebih tinggi dikarenakan, praktik kenaikan kelasmemperkuat orientasi motivasi eksternal. Artinya, saat murid bertambah usiamereka terkukung dalam penekanan pada tujuan naik kelas dan karenanya motivasi internalnya turun.

Proses Kognitif Lainnya diskusi mengenai motivasi ekstrinsik dan intrinsik membuka jalan ke pengenalan proses kognitif lainnya yang terlibat dalam memotivasi murid untuk belajar.
  • Atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku dan kinerjanya sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil. Weiner mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kasual yakni; (1) Lokus, persepsi murid tentang kesuksesan atau kegagalan sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal yang memengaruhi harga diri murid. (2) Stabilitas, persepsi murid terhadap stabilitas dari suatu sebab yang memengaruhi ekspektasi kesuksesannya. (3) Daya kontrol, persepsi murid tentang daya kontrol atas suatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil emosional seperti kemarahan, rasa bersalah, rasa kasihan, dan malu.
  • Motivasi untuk Menguasai Dweck dan rekannya menemukan bahwa, anak menunjukkan dua respons berbeda terhadap tantangan atau situasi yang sulit. Anak dengan orientasi untuk menguasai berfokus pada tugas ketimbang pada kemampuan mereka, punya sikap positif, dan menciptakan strategi berorientasi solusi yang meningkatkan kinerja mereka. Anak dengan orientasi tak berdaya berfokus pada ketidakmampuan personal mereka, sering kali mereka meributkan kesulitan mereka pada kurangnya kemampuan, dan menunjukkan sikap negatif. Orientasi untuk menguasai bisa dipertentangkan dengan orientasi kinerja, yang lebih menitik beratkan hasil dari pada proses.
  • Self Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang bisa mengatasi situasi sulit dan memproduksi hasil postif.
  • Penentuan Tujuan, Perencanaan dan Monitoring Diri tujuan dalam term tipe pencapaian yang dipresentasikan tujuan dan berdasarkan definisi sukses. Perencanaanyang baik berarti bisa mengelola waktu secara efektif, menentukan prioritas, dan bisa menata diri. Bukan hanya harus merencanakan, tapi juga harus memonitor seberapa taatkah pada rencana sendiri.

Kecemasan dan Prestasi kecemasan adalah rasa takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Adalah normal apabila murid kadang merasa cemas atau khawatir saat menghadapi kesulitan disekolah. Beberapa anak mengidap kecemasan tingkat tinggi lantaran orang tuanya membebankan standar prestasi yang tidak realistis pada diri anak mereka.


Ekspektasi Guru motivasi dan kinerja murid mungkin dipengaruhi oleh ekspektasi guru. Guru sering kali punya ekspektas lebih postif untuk murid berkemampuan tinggi ketimbang murid berkemampuan rendah. Ekspektasi ini kemungkinan akan memengaruhi sikap dan perilaku murid terhadap guru.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip

hoam. company. Diberdayakan oleh Blogger.