hoam. company- line,ig : alrasyid.sbyg
0

Tes Standar dan Pengajaran.

hi~


Tes Standar, tes yang mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

 Tujuan Tes Standar.

  • Memberikan informasi tentang kemajuan murid.
  • Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid.
  • Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus.
  • Memberikan Informasi untuk merencanakan dan meingjatkan pengajaran atau instruksi.
  • Membantu administrator mengevaluasi program.
  • Memberikan akuntabilitas.
Tes berbasis standar, tes yang menilai kemampuan / keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum merak naik ke kelas berikutnya atau kelulusannya.

Tes beresiko tinggi,  menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.

Kriteria untuk Mengevaluasi  Tes Standar.
  • Norma, untuk memahami kinerja murid individual dalam suatu tes, kinerjanya perlu dibandingkan dengan kinerja kelompok norma atau kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji.
  • Validitas, sejauh mana tes mengukur apa-apa yang hendak diukur dan apakah interfensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Validita Isi yakni kemampuan tes untuk mencalup sampel isi yang hendak diukur. Validitas Kriteria yakni untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria lain. Concurrent Validity yakni relasi antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini. Predictive Validity yakni relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid. Construct Validity  yakni sejauh mana ada bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu.
  • Reabilitas, sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Test-retest Reability yakin sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda. Alternate-Forms Reability yakni reabilitas ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama pada dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya. Split-Half Reability yakni reabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor genap dan ganjil. Nilai pada dua set item itu dibagiakn guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid itu di kedua set itu. 
  • Keadilan, tes yang adil adalah tes yang tidak bias dan tidak diskriminatif.
Tes Kecakapn dan Prestasi, ada dua tipe tes standar yakni kecakapan dan prestasi.

  • Tes Kecakapan, tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
  • Tes Prestasi, tes yang dimaksudkan utuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid.

Jenis-jenis Tes Standar
  • Survey Batteries, sekelompok tes persoalan individual yang didesain untuk murid tertentu.
  • Tes untuk Subjek Spesifik, beberapa tes standar dimaksudkan untuk meniali keahlian dibidang tertentu.
  • Tes Diagnostik, teridiri dari evaluasi era pembelajaran spesifik secara relatif mendalam.
Ujian Negara Beresiko Tinggi, setelah publik dan pemerintah menuntut pertanggungjawaban terhadap efektivitas sekolah dalam mendidik anak-anak bangsa, tes atau ujian negara semakin kuat perannya.

Format ujian negara, dari sudut pandang konstruktivitis, ujian negara ini menggunakan format yang salah, teridiri dari soal pilihan berganda.

Keuntungan dan penggunaan tes beresiko tinggi
  • Meningkatkan kinerja murid.
  • Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan
  •  Ekspektasi tinggi untuk semua murid.
  • Identifikasi sekolah, guru, dan administrator yang berkinerja payah.
  • Meningkatkan rasa percaya diri di sekolah setelah nilai ujian naik.
Kritik terhadap ujian negara

  • Mengumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang keahlian berfikir dan pemecahan masalah.
  • Mengajar demi ujian.
  • Dikriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi rendah dan minoritas.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip

hoam. company. Diberdayakan oleh Blogger.